Berikut Bahaya Paparan Sinar UV pada Kulit Menurut Ahli

Beberapa hari terakhir, terjadi gelombang panas dempet lingkungan Benua Asia. Informasi kondisi suhu udara yang panas juga dikaitkan dengan fluktuasi radiasi ultraviolet (UV) dari sinar matahari.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, indeks UV hadapan Indonesia sedang luhur, mencapai level risiko bahaya luhur santak ekstrem.
Menanggapi fenomena itu, Dokter spesialis kulit Arini Widodo, mengingatkan bahaya paparan UV dari sinar matahari ala kulit, merupakan dapat merusak DNA sel kulit bahwa menyebabkan kanker kulit selanjutnya penuaan dini.
"Paparan UVA bersama UVB yang tidak terlindungi dapat merusak DNA kedalam sel kulit, menghasilkan melenceng genetik, lantas menyebabkan kanker kulit bersama penuaan dini," kata Arini dikutip dari Antara, Rabu (26/4).
Anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit selanjutnya Kelamin Indonesia (PERDOSKI) itu menjelaskan, foton UV berada dempet antara jauh gelombang cahaya tampak selanjutnya radiasi gamma. Energi UV dapat dibagi tiga berdasarkan sifat fisik elektro, yaitu: UVA, UVB, selanjutnya UVC.
Foton UVC mendapat panjang gelombang tersepintas merupakan 100-280 nanometer, tapi mendapat energi terbanter, sedangkan UVA mendapat panjang gelombang terpanjang merupakan 315-400 nanometer namun fotonnya paling tidak energik. Sementara itu, UVB berada hadapan antara keduanya.
Menurut Arini, setiap jenis UV tercantum dapat menimbulkan berbagai efek ala sel, jaringan, membarengi molekul.
"UVA dapat menyebabkan penuaan kulit, kerusakan DNA, dan pigmentasi kulit. UVB selaku penyebab utama kanker kulit, sunburn (kulit terbakar), dan kulit merah," ujar lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu.
Sementara itu, UVC adalah yang paling berbahaya. Namun, gelombang ini tidak sampai ke bumi sebab diabsorbsi beserta ozon.
BMKG soal Indeks UV
Berdasarkan data BMKG, gemuk halusnya radiasi UV yang mencapai permukaan bumi menguasai indikator nilai indeks UV. Indeks ini dibagi selaku beberapa kategori: 0-2 (Low), 3-5 (Moderate), 6-7 (High), 8-10 (Very high), lagi 11 ke atas (Extreme).
Secara standar, pola harian indeks ultraviolet berada dalam kategori Low dalam pagi hari, mencapai puncaknya dalam kategori High, Very high, sampai beserta Extreme ketika intensitas radiasi matahari paling agung dalam siang hari antara pukul 12.00 - 15.00 batas hidup sealam, bersama beralih turun kembali ke kategori Low dalam sore hari.
Pola ini bergantung pada lokasi geografis maka elevasi suatu lingkungan, keadaan matahari, jenis permukaan, maka tutupan awan.
Tinggi lembeknya indeks UV tidak berpengaruh langsung cukup kondisi suhu udara hadapan suatu wilayah. Untuk wilayah tropis sebagai Indonesia, pola harian sebagai disampaikan hadapan atas secara rutin dapat teramati demi hari ke hari, meskipun tidak ada fenomena Gelombang Panas.
Faktor cuaca lainnya bagai berkurangnya tutupan awan lagi kelembapan udara dapat memberikan kontribusi lebih terhadap nilai indeks UV.
Untuk lokasi atas kondisi umum cuacanya diprakirakan cerah-berawan dengan pagi sampai atas siang hari dapat kekuatan menyebabkan indeks UV dengan kategori Very high bersama Extreme dengan siang hari.