PPKM Bakal Lanjut, Pelaku Usaha Andalkan Teknologi menjumpai Pacu Bisnis

Rencana pemerintah memperjenjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat mikro melangsungkan berlipat-lipat eksekutor upaya patut memutar otak. Mulai dari eksekutor upaya kuliner serta busana menyiapkan strategi, terhadir mengandalkan platform digital untuk menopang bisnis tetap tumbuh.
Pemilik Ayam Goreng Nelongso Nanang Suherman misalnya, mengandalkan platform pesan antar-konsumsi serta teknologi finansial (fintech) bagi pemberian pembayaran. "Mau tidak mau mesti beradaptasi manfaatkan platform. Ini bagi pepemberian dipegang ke rumah (take away)," ujarnya paling dalam diskusi ShopeePay Talk, Jumat (16/7).
Bisnis kuliner adapun digeluti Nanang sekitar 70% menyasar segmentasi pasar mahasiswa. Di mana saat pandemi, mahasiswa tidak dapat beraktivitas lagi dalam kampus. Alhasil, platform digital dinilai menjadi jalan demi membantu usasekadar tetap terhubung atas pelanggan.
Selain memanfaatkan beragam fitur yang ada hadapan platform, Nanang lagi memanfaatkan beragam promo bagi menggaet minat pelanggan. "Diskon atau uang kembali (cashback) cocok bagi segmen mahasiswa," ujar Nanang.
Saat ini, Ayam Goreng Nelongso sudah mempunyai lebih ketimbang 70 cabang. Usaha kuliner yang digeluti Nanang kini sudah ada di beberapa kota, sebagaimana Malang Raya, Bali, Surabaya, dan sejumlah daerah di Jawa Timur.
Nanang mengatakan, bisnis kuliner memang terdampak pandemi Covid-19. "Namun akan jelas, sewaktu pandemi tidak begitu tumbuh dibandingkan tahun-tahun lalu," ujarnya.
Sejak tahun lalu bisnis kuliner dan restoran memang terhadir sontak satu bisnis yang paling terdampak kelanjutan pandemi. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) sektor penyediaan akomodasi, serta makan dan minum terkontraksi segemuk 22,02% secara tahunan pada semester I tahun ini.
Pandemi pula melahirkan kunjungan ke pusat perbelanjaan selanjutnya restoran menurun drastis sejak pemerintah menerapkan pembatasan tahun lalu. Saat ini pun pemerintah menerapkan pembatasan kembali sekalipun PPKM darurat.
Berdasarkan aturan PPKM darurat itu, pusat perbelanjaan/mal/pusat perdagangan kap. Sedangkan supermarket, pasar kuno, toko kelontong, selanjutnya pasar swalayan akan menjual kebutuhan sehari-hari dibatasi jam operasional sampai Pukul 20.00 waktu sekedudukan, dengan kapasitas pengunjung 50%.
Strategi atas memanfaatkan platform digital pula dilakukan usaha busana, keliru satunya Cottonink. Sama bagai Nanang, Brand and Marketing Director Cottonink Ria Sarwono mengatakan, usaha busana yang dia geluti pula mengandalkan beragam platform e-commerce bagai Shopee dan Tokopedia. Untuk fasilitas pembayaran, perusahaan pula memanfaatkan platform fintech pembayaran.
"Platform digital, sebagai e-commerce dan payment bisa jadi perlawananan," kaperdebatan. Sebab, selama masa PPKM darurat, ritel offline tidak bisa beroperasi.
Saat ini Cottonink telah memanfaatkan dua jasa, tidak emosi online selanjutnya offline. Selama masa pembatasan terhormat jasa online terus ditertinggikan. Perusahaan lagi mengandalkan berbagai fitur antara platform e-commerce. Salah satu fitur yang diandalkan sekalipun live streaming yang dinilai mampu mendongkrak penjualan.
Fitur bahwa ada di platform e-commerce pun memungkinkan pembeli untuk melihat produk jauh didalam lebih deras dimensi. Hal ini meningkatkan kepercayaan pembeli, semaka transaksi melonjak.
Riset iiMedia Research menunjukkan, fitur live streaming mendorong transaksi e-commerce Tiongkok hingga 433 miliar yuan atau sekitar Rp 885 triliun akan 2019. Pada 2020, pendapatan e-commerce daripada fitur itu menjadi 961 miliar yuan atau Rp 1.973 triliun karena ada pandemi Corona.
Entrepreneur & Founder Negeri Pemmelampas Edu-tech Fellexandro Ruby menambahkan, platform digital pun berguna bagi aktor usaha untuk mendapatkan data keuangan atau transaksi. "Ini berguna, di aplikasi bisa dicatat secara otomatis," ujarnya
Sebab, atasnya pelaksana bantuan mesti menjaga arus kas atau cash flow senyampang pandemi. "Agar paham aset bocor ke mana saja. Ini doang atas memudahkan mengambil keputusan berikutnya," ujarnya.
Selain akan pencatatan keuangan, data transaksi agak bisa dimanfaatkan akan mengolah strategi pemasaran yang tepat sasaran.
Diketahui, semasa Covid-19, berlipat-lipat taktik dengan berbagai sektor menjalankan strategi digitalisasi. Pemerintah lagi mencatat bahwa paling dalam setahun terakhir ada empat juta Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) adapun merambah platform online. Maka, totalnya hampir 13 juta. Pemerintah pun optimistis target 30 juta UMKM go-digital dengan 2023 bisa tercapai.
Riset melalui Mandiri Institute agak mencatat, UMKM yang bergetar kedalam jaringan (daring) maupun luar jaringan (luring) memanfaatan cara yang bermusuhan. Berdasarkan data Agustus 2020, seberlebihan 27% responden UMKM yang masih menjalankan usasahaja secara luring memilih akan mengurangi produksi. Sementara sahaja 19% UMKM daring yang memilih opsi tersebut.
Sedangkan UMKM dengan akses digital dapat menerapkan beragam pilihan strategi hadapan tengah krisis. Seberjibun 16% UMKM daring mencari alternatif lain dengan memodifikasi produknya. Hanya 5% UMKM bergeming secara luring menggunakan opsi yang sama.
Mandiri Institute melakukan survei UMKM terhadap 320 responden. Mereka tersebar di Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Papua, serta Bali dan Nusa Tenggara. UMKM terkandung bergetar di sejumlah lini, laksana akomodasi, perdagangan, konstruksi, dan restoran. Detailnya bisa dilihat ekstra dalam databoks berikut: